Kota mati yang ditinggal penghuninya tidak hanya ada di film. Di
dunia nyata, ada beberapa kawasan yang dulunya merupakan kota yang
indah, tetapi karena suatu hal, ditinggal begitu saja oleh warganya.
Salah
satu kota itu bernama Pripyat, terletak di Ukraina Utara (dulunya
Rusia). Pripyat menjadi saksi bisu tragedi bocornya reaktor nuklir
Chernobyl. Karena kejadian tersebut, kota yang awalnya merupakan daerah
makmur dan kaya, menjadi daerah mati tak terawat. Termasuk,
cerita-cerita horor di dalamnya.
Di tahun 1970, saat Rusia sedang gencar membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), Pripyat berdiri. Kota ini adalah sebuah kawasan
yang pada awalnya ditujukan sebagai tempat tinggal bagi para pegawai
PLTN Chernobyl.
Berbagai sarana dibangun, mulai dari perumahan,
apartemen, rumah sakit, taman bermain, stadion olahraga, museum, sekolah
dan sebagainya. Sebagai negara yang saat itu sedang menjadi sorotan
perkembangan nuklir, kawasan Pripyat dibangun dengan indah dan megah,
sebagai pendamping bangunan PLTN Chernobyl yang terletak di sana.
Tahun 1979, kota Pripyat diresmikan. Semua berjalan normal dan damai.
Warga yang tinggal di kota tersebut menikmati berbagai fasilitas yang
ada. Hingga pada suatu malam, tepatnya tanggal 26 April 1986, salah satu
reaktor nuklir di PLTN Chernobyl.
Hal paling parah dalam
tragedi tersebut adalah radiasi nuklir yang sangat berbahaya menyebar ke
seluruh kota. Hampir 50.000 jiwa menjadi korban, ratusan orang terkena
radiasi nuklir dan ribuan warga Pripyat diungsikan ke daerah lain.
Tahun 1979, kota Pripyat diresmikan. Semua berjalan normal dan damai.
Warga yang tinggal di kota tersebut menikmati berbagai fasilitas yang
ada. Hingga pada suatu malam, tepatnya tanggal 26 April 1986, salah satu
reaktor nuklir di PLTN Chernobyl.
Hal paling parah dalam
tragedi tersebut adalah radiasi nuklir yang sangat berbahaya menyebar ke
seluruh kota. Hampir 50.000 jiwa menjadi korban, ratusan orang terkena
radiasi nuklir dan ribuan warga Pripyat diungsikan ke daerah lain.
Tragedi Chernobyl menjadi salah satu kecelakaan reaktor nuklir paling
parah sepanjang sejarah. Tragedi tersebut otomatis menjadikan kota
Pripyat sebagai kawasan tanpa penghuni. Keluarga-keluarga yang
meninggalkannya tidak sempat membawa barang apapun. Hanya dokumen yang
boleh dibawa, itupun dengan syarat tidak terkena radiasi nuklir.
Setelah
ditinggal penghuninya, kota Pripyat tidak ada yang menyentuh atau
merawatnya. Semua barang berharga yang tertinggal tidak tersentuh. Dari
tahun ke tahun, beberapa orang menjarah barang-barang berharga yang
masih tersisa di kota Pripyat. Sisanya, tidak ada yang mau menjamah kota
ini.
Taman bermain, rumah sakit, stadion dan berbagai bangunan semakin
dimakan usia. Dari foto-foto yang ditampilkan, Anda dengan mudah melihat
pohon yang menjulang tinggi. Karat menggerogoti besi-besi bangunan dan
kapal yang ditinggal. Atap-atap bangunan terlepas.
Beberapa
mainan menunjukkan bahwa dulu ada anak-anak yang bermain dengan riang
gembira di kota ini. Sayangnya, sudah tak ada canda tawa itu, berganti
menjadi suasana yang senyap dan mati. Anda dengan mudah menemukan masker
yang dipakai para pekerja PLTN atau relawan tragedi Chernobyl
berserakan di sana.
Sebagai kawasan yang telah menelan banyak korban jiwa, tidak
mengherankan jika cerita-cerita misteri mewarnai kesunyian kota Pripyat.
Konon, suara-suara misterius atau tangisan menyayat hati sering
terdengar di antara bangunan-bangunan yang ada. Suara tersebut
dikabarkan berasal dari korban tragedi Chernobyl yang meninggal.
Dengan
kondisi tidak terawat, masa lalu yang menyimpan tragedi nuklir terburuk
di dunia, dan cerita seram yang berkembang, tidak mengherankan jika
kota Pripyat menjadi salah satu kota paling menyeramkan di dunia.
Tragedi nuklir tidak hanya menjadi tragedi yang selesai dalam setahun
atau dua tahun. Reaksi radiasi yang diakibatkan tragedi Chernobyl masih
terjadi beberapa tahun setelahnya. Bayi-bayi lahir cacat, kelainan
genetika, kelumpuhan dan semua efek berbahaya dari radiasi nuklir
membuat banyak orang mengelus dada.
Beberapa orang yang
mengunjungi kota Pripyat meninggalkan beberapa goresan grafiti. Sebuah
sindiran bahwa kota ini seharusnya masih memiliki kehidupan, seandainya
orang-orang berwenang mau menghargai nyawa manusia dan memberi
perlindungan lebih pada mereka.
Seperti apapun kondisi kota Pripyat saat ini, semoga tragedi yang sama tidak terulang kembali, di daerah manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar